Selamat datang di blog saya, saya menyediakan berbagai tips maupun info tentang internet maupun pelajaran, terima kasih atas kunjungannya dan maaf blog ini tersedia hanya pelajaran saya saja, Welcome to my blog, I provide a variety of tips and info on the internet as well as lessons, thanks for visiting and sorry this blog is available only lesson I have 1
Get Gifs at CodemySpace.com
Subscribe:

Subscribe Now: poweredby

Powered by FeedBurner

Wednesday 30 November 2011

cara duduk yang baik


Ketika kita menggunakan komputer, ada hal yang sering dilupakan, kita sering tak peduli dengan posisi duduk kita. Kita sering sembarangan saja, terkadang kita sambil tiduran karena merasa nyaman dengan posisi tersebut. Padahal posisi duduk yang tidak baik akan berpengaruh pada kesehatan tubuh kita. Bahkan posisi duduk yang tidak baik, akan berpengaruh pada bentuk anggota tubuh kita. Dari “contoh kasus” yang pernah diceritakan dosen kepada penulis saat mengikuti mata kuliah Interaksi Manusia dan Komputer ada orang yang telapak tanganya berubah menjadi bengkok lantaran orang tersebut kerap menempatkan telapak tangannya saat mengeetik tidak dalam posisi yang benar.
Posisi duduk yang baik
Berikut ini hal-hal penting yang harus diperhatikan ketika sedang berinteraksi dengan komputer:
Posisi duduk
  • Posisi paha horizontal, sejajar dengan lantai
  • Posisi telapak kaki menapak ke tanah. Bila tidak, berarti posisi duduk Anda terlalu tinggi
  • Bantalan kursi menopang punggung bagian bawah, sehingga punggung tetap tegak
  • Rubah posisi duduk Anda secara berkala selama bekerja, karena duduk dalam posisi yang tetap dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan ketidaknyamanan
  • Punggung santai tapi tidak membungkuk
  • Kepala tak membungkuk atau terlalu condong ke depan
Monitor 
  • Pastikan layar monitor dalam kondisi bersih, sehingga tak ada noda yang menghalangi pandangan mata
  • Atur setelan brighthness dan kontras layar secukupnya sehingga nyaman bagi mat
  • Atur posisi tak layar monitor agar tak memantulkan cahaya yang menyilaukan mata
  • Atur posisi bagian atas layar sejajar atau sedikit di bawah pandangan mata
  • Jarak antara mata ke layar antara 50-60 cm
Posisi Meja
  • Letakkan keyboard pada posisi yang membuat lengan terasa rileks
  • Posisi siku dengan meja membentuk sudut 90 derajat
  • Pergelangan tangan pada posisi netral, lurus dan nyaman
  • Saat mengetik, pergelangan tangan berada pada posisi yang tetap, namun bisa menjangkau tombol keyboard dengan jari
  • Tempatkan tetikus/ mouse dekat dengan keyboard, sehingga tak perlu menggerakan tangan terlalu jauh untuk meraihnya
READ MORE - cara duduk yang baik

Dampak Headset dan Earphone

Mungkin anda sering mendengarkan sebuah musik dengan menggunakan headset, earphone atau alat sejenisnya. Tapi pernahkah anda berfikir apa efek sampingnya? Riset membuktikan, 5-10 persen dari penggila musik di indonesia mendengarkan musik menggunakan headset lebih dari satu jam.
Hal itu membuat penggila musik di indonesia berpotensi mengalamigangguan pendengaran.


Mungkin bila kita mendengarkan musik dengan headset kurang dari 15 menit saja dapat menimbulkan banyak kotoran telinga di telinga kita. Apa yang terjadi bila kita mendengarkan musik dgn headset lebih dari satu jam?
Tepat, yg terjadi adalah kita mengalami Tuli. Tuli yang pada umunya menyerang para pengguna headset adalah tuli konduktif. Tuli ini disebabkan kerusakan saraf dan bersifat permanen. Untuk menghindari hal itu, saya mempunyai beberapa tips dalam mendengar musik. Berikut tipsnya:

1. Aturlah volume mp3 playermu pada tingkat yg tidak terlalu tinggi. Di mp3 player seperti CREATIVE, kamu bisa mengaktifkan mode smart volume. Selain suara keluaran di headset tidak berisik, hasilnya juga lebih enak didengar.
2. Atur mp3 kamu mati secara otomatis setelah 15 menit atau 30 menit paling lama.
3. Gunakan headset yang biasa. Jangan menggunakan headset yg jenis IN EAR. IN EAR adalah sejenis headset yg digunakan dengan cara memasukannya ke dalam telinga namun lebih dalam dari pada headset. Sehingga serasa kita yg memainkan lagu tersebut. Harganya pun jauh lebih mahal. Bila terpaksa, gunakan IN EAR yang memiliki lubang udara jadi kelebihan suara tidak membebani telingamu. Bahkan IN EAR merek tertentu seperti sennheiser, memiliki fasilitas yang berfungsi agak kita bisa mendengarkan suara dari luar tanpa melepas head setnya. 4.Hindarilah pengunaannya pada saat kita berada di dalam pesawat terlebih lagi pada saat take off atau mendarat.

Jadi saya sarankan mulailah mengurangi mendengarkan musik dengan menggunakan headset dari sekarang.
READ MORE - Dampak Headset dan Earphone

Tuesday 29 November 2011

Cara Mudah Merubah Tampilan Facebook


facebook memiliki beberapa unggulan dibandingkan Friendster dkk, namun kelemahan paling fatal adalah tidak tersedianya fitur untuk merubah tampilan dan mengganti theme pada Facebook. Padahal kustomisasi theme sangatlah perlu agar bisa memiliki tampilan Facebook yang berbeda lain daripada yang lain.
Ada beberapa cara mudah merubah tampilan pada Facebook.
-Merubah tampilan layout Facebook dengan userstyles.org (untuk pemakai browser Mozilla Firefox)
  1. download add-ons mozilla disini
  2. klik add to firefox, instal lalu jika proses instalasi selesai restart mozilla firefox Anda
  3. pilih tampilan Facebook yang diinginkan di: klik di sini
  4. klik tombol Load into Stylish
  5. save dan refresh halaman Facebook Anda (CTRL + R)
-Merubah tampilan layout Facebook dengan yontoo.com (untuk pemakai browser Mozilla Firefox & Internet Explorer)
  1. kunjungi website yontoo di: yontoo
  2. pilih Start Installation
  3. install add-ons dan restart browser Anda
  4. pasang aplikasi Page Rage di Facebook di: klik di sini
  5. pilih tampilan Facebook yang Anda inginkan
  6. lalu refresh dan lihat tampilan baru Facebook Anda
-Merubah tampilan layout Facebook dengan menggunakan Facebook Code
dengan menggunakan Facebook code, selain merubah warna tampilan pada Facebook, Anda juga bisa menghilangkan iklan bahkan Anda bisa juga merubah theme Facebook.
Facebook Code adalah suatu script yang bisa Anda jalankan di komputer dengan tujuan agar Anda bisa lebih leluasa dalam mengakses Facebook sesuai dengan keinginan. Sebelum menjalankan dan menginstal Facebook Code terlebih dahulu pastikan bahwa di komputer terinstal Add-On GreaseMonkey untuk browser Anda. Bila Anda mempergunakan Firefox maka Anda harus menginstal dulu GreaseMonkey khusus untuk Firefox (klik disini), dan bila Anda mempergunakan Internet Explorer atau IE anda bisa mendapatkan GreaseMonkey untuk IE (klik disini).
Dengan Add-on GreaseMonkey anda bisa menginstal berbagai macam Facebook Code, yang akan merubah Tampilan Facebook di komputer anda menjadi lebih cantik dan tentunya lebih sesuai dengan keinginan. Setelah GreaseMonkey terinstal di komputer anda, pastikan anda bisa melihat icon GreaseMonkey di pojok kanan bawah browser yang anda pakai.
Note: Cara-cara merubah tampilan pada Facebook ini hanya merubah tampilan maupun theme Facebook di komputer Anda saja. Untuk mengembalikan tampilan Facebook seperti semula, Anda bisa lihat caranya di: http://www.tips-fb.com/2009/03/mengembalikan-tampilan-facebook-seperti_13.html.
READ MORE - Cara Mudah Merubah Tampilan Facebook

Monday 28 November 2011

Masa Orde Baru


BERAKHIRNYA MASA ORDE BARI DAN LAHIRNYA REFORMASI


Mengapa keluarnya Supersemar menandai lahirnya pemerintah Orde Baru. Agar kalian memahami, ada baiknya kita flashback ke materi yang lalu. Bagaimana kondisi bangsa pada masa Demokrasi Terpimpin? Kondisi ekonomi sangat parah dan kondisi politik memanas karena adanya persaingan politik antara PKI dan TNI AD. Puncaknya terjadi peristiwa G 30 S/PKI. Akibatnya kehidupan berbangsa mengalami kekacauan. Oleh karena itu untuk memulihkan keadaan, Presiden Soekarno mengeluarkan Supersemar. Sekarang kalian paham, bukan? Pada masa Orde Baru, pemerintah melaksanakan pembangunan untuk menata kehidupan rakyat. Dengan pembangunan tersebut, tercapai kemajuan dalam berbagai bidang. Namun keberhasilan tersebut tidak diimbangi dengan fondasi yang kokoh. Akibatnya ketika diterpa krisis moneter, ekonomi Indonesia mudah rapuh. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Bagaimana pula dampaknya terhadap kelangsungan pemerintah orde baru? Agar kalian lebih paham, maka cermatilah materi berikut ini.

A. Lahirnya Orde Baru


Sejak gerakan PKI berhasil ditumpas, Presiden Soekarno belum bertindak tegas terhadap G 30 S/PKI. Hal ini menimbulkan ketidaksabaran di kalangan mahasiswa dan masyarakat. Pada tanggal 26 Oktober 1965 berbagai kesatuan aksi seperti KAMI, KAPI, KAGI, KASI, dan lainnya mengadakan demonsrasi. Mereka membulatkan barisan dalam Front Pancasila. Dalam kondisi ekonomi yang parah, para demonstran menyuarakan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura). Pada tanggal 10 Januari 1966 para demonstran mendatangi DPR-GR dan mengajukan Tritura yang isinya:
1. pembubaran PKI,
2. pembubaran kabinet dari unsur-unsur G 30 S/PKI, dan
3. penurunan harga.

Menghadapi aksi mahasiswa, Presiden Soekarno menyerukan pembentukan Barisan Soekarno kepada para pendukungnya. Pada tanggal 23 Februari 1966 kembali terjadi demonstrasi. Dalam demonsrasi tersebut, gugur seorang mahasiswa yang bernama Arif Rahman Hakim. Oleh para demonstran Arif dijadikan Pahlawan Ampera. Ketika terjadi demonsrasi, presiden merombak kabinet Dwikora menjadi kabinet Dwikora yang Disempurnakan. Oleh mahasiswa susunan kabinet yang baru ditentang karena banyak pendukung G 30 S/PKI yang duduk dalam kabinet, sehingga mahasiswa memberi nama kabinet Gestapu. Saat berpidato di depan sidang kabinet tanggal 11 Maret 1966, presiden diberitahu oleh Brigjen Subur. Isinya bahwa di luar istana terdapat pasukan tak dikenal. Presiden Soekarno merasa khawatir dan segera meninggalkan sidang. Presiden bersama Dr. Soebandrio dan Dr. Chaerul Saleh menuju Istana Bogor. Tiga perwira tinggi TNI AD yaitu Mayjen Basuki Rahmat, Brigjen M. Yusuf, dan Brigjen Amir Mahmud menyusul presiden ke Istana Bogor. Tujuannya agar Presiden Soekarno tidak merasa terpencil. Selain itu supaya yakin bahwa TNI AD bersedia mengatasi keadaan asal diberi kepercayaan penuh. Oleh karena itu presiden memberi mandat kepada Letjen Soeharto untuk memulihkan keadaan dan kewibawaan pemerintah. Mandat itu dikenal sebagai Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar). Keluarnya Supersemar dianggap sebagai tonggak lahirnya Orde Baru. Supersemar pada intinya berisi perintah kepada Letjen Soeharto untuk mengambil tindakan yang dianggap perlu untuk terjaminnya keamanan dan kestabilan jalannya pemerintahan. Selain itu untuk menjamin keselamatan presiden. Bagi bangsa Indonesia Supersemar memiliki arti penting berikut.

1. Menjadi tonggak lahirnya Orde Baru.
2. Dengan Supersemar, Letjen Soeharto mengambil beberapa tindakan untuk menjamin kestabilan jalannya pemerintahan dan revolusi Indonesia.
3. Lahirnya Supersemar menjadi awal penataan kehidupan sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Kedudukan Supersemar secara hukum semakin kuat setelah dilegalkan melalui Ketetapan MPRS No. IX/ MPRS/1966 tanggal 21 Juni 1966. Sebagai pengemban dan pemegang Supersemar, Letnan Jenderal Soeharto mengambil beberapa langkah strategis berikut.
1. Pada tanggal 12 Maret 1966 menyatakan PKI sebagai organisasi terlarang dan membubarkan PKI termasuk ormas-ormasnya.
2. Pada tanggal 18 Maret 1966 menahan 15 orang menteri yang diduga terlibat dalam G 30 S/PKI.
3. Membersihkan MPRS dan DPR serta lembaga-lembaga negara lainnya dari pengaruh PKI dan unsur-unsur komunis.

B. Berbagai Peristiwa Penting di Bidang Politik pada Masa Orde Baru

Dalam melaksanakan langkah-langkah politiknya, Letjen Soeharto berlandaskan pada Supersemar. Agar dikemudian tidak menimbulkan masalah, maka Supersemar perlu diberi landasan hukum. Oleh karena itu pada tanggal 20 Juni 1966 MPRS mengadakan sidang umum. Berikut ini ketetapan MPRS hasil sidang umum tersebut.
1. Ketetapan MPRS No. IX/MPRS/1966, tentang Pengesahan dan Pengukuhan Supersemar.
2. Ketetapan MPRS No. XI/MPRS/1966, tentang Pemilihan Umum yang dilaksanakan selambat-lambatnya tanggal 5 Juli 1968.
3. Ketetapan MPRS No. XII/MPRS/1966, tentang penegasan kembali Landasan Kebijaksanaan Politik Luar Negeri Indonesia yang bebas dan aktif.
4. Ketetapan MPRS No. XIII/MPRS/1966, tentang Pembentukan Kabinet Ampera.
5. Ketetapan MPRS No. XXV/MPRS/1966, tentang Pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI), dan menyatakan PKI sebagai organisasi terlarang di seluruh wilayah Indonesia.
Dalam sidang ini, MPRS juga menolak pidato pertanggungjawaban Presiden Soekarno yang berjudul “Nawaksara” (sembilan pasal), sebab pidato pertanggungjawaban Presiden Soekarno tidak menyinggung masalah PKI atau peristiwa yang terjadi pada tanggal 30 September 1965. Selanjutnya MPRS melaksanakan Sidang Istimewa tanggal 7 – 12 Maret 1967. Dalam Sidang Istimewa ini MPRS menghasilkan empat Ketetapan penting berikut.
1. Ketetapan MPRS No. XXXIII/MPRS/1967 tentang pencabutan kekuasaan dari Presiden Soekarno dan mengangkat Jenderal Soeharto sebagai Pejabat Presiden sampai dipilihnya presiden oleh MPRS hasil Pemilu.
2. Ketetapan MPRS No. XXXIV/MPRS/1967 tentang peninjauan kembali Ketetapan MPRS No. I/MPRS/1960 tentang Manifesto Politik Indonesia sebagai Garis-Garis Besar Haluan Negara.
3. Ketetapan MPRS No. XXXV/MPRS/1967 tentang pencabutan Ketetapan MPRS No. XVII/MPRS/1966 tentang Pemimpin Besar Revolusi.
4. Ketetapan MPRS No. XXXVI/MPRS/1967 tentang pencabutan Ketetapan MPRS No. XXVI/MPRS/1966 tentang pembentukan panitia penelitian ajaran-ajaran Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno.
Berdasarkan Ketetapan MPRS No. XIII/MPRS/1966 maka dibentuk Kabinet Ampera pada tanggal 25 Juli 1966. Pembentukan Kabinet Ampera merupakan upaya mewujudkan Tritura yang ketiga, yaitu perbaikan ekonomi. Tugas pokok Kabinet Ampera disebut Dwi Dharma yaitu menciptakan stabilitas politik dan stabilitas ekonomi. Program kerjanya disebut Catur Karya, yang isinya antara lain:
1. memperbaiki kehidupan rakyat terutama sandang dan pangan,
2. melaksanakan Pemilu,
3. melaksanakan politik luar negeri yang bebas dan aktif untuk kepentingan nasional, dan
4. melanjutkan perjuangan antiimperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk dan manifestasinya.
Dengan dilantiknya Jenderal Soeharto sebagai presiden yang kedua (1967-1998), Indonesia memasuki masa Orde Baru. Selama pemerintahan Orde Baru, stabilitas politik nasional dapat terjaga. Lamanya pemerintahan Presiden Soeharto disebabkan oleh beberapa faktor berikut.

1. Presiden Soeharto mampu menjalin kerja sama dengan golongan militer dan cendekiawan.
2. Adanya kebijaksanaan pemerintah untuk memenangkan Golongan Karya (Golkar) dalam setiap pemilu.
3. Adanya penataran P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) sebagai gerakan budaya yang ditujukan untuk membentuk manusia Pancasila, yang kemudian dikuatkan dengan ketetapan MPR No II/MPR/1978.
Untuk mewujudkan kehidupan rakyat yang demokratis, maka diselenggarakan pemilihan umum. Pemilu pertama pada masa pemerintahan Orde Baru dilaksanakan tahun 1971, dan diikuti oleh sembilan partai politik dan satu Golongan karya. Sembilan partai peserta pemilu tahun 1971 tersebut adalah Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI), Murba, Nahdlatul Ulama (NU), Partai Islam Persatuan Tarbiyah Islam (PI Perti), Partai Katolik, Partai Kristen Indonesia (Parkindo), Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), Partai Nasional Indonesia (PNI), dan Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII). Organisasi golongan karya yang dapat ikut serta dalam pemilu adalah Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar). Sejak pemilu tahun 1971 sampai tahun 1997, kemenangan dalam pemilu selalu diraih oleh Golkar. Hal ini disebabkan Golongan Karya mendapat dukungan dari kaum cendekiawan dan ABRI.
Untuk memperkuat kedudukan Golkar sebagai motor penggerak Orde Baru dan untuk melanggengkan kekuasaan maka pada tahun 1973 diadakan fusi partai-partai politik. Fusi partai dilaksanakan dalam dua tahap berikut.
1. Tanggal 5 Januari 1963 kelompok NU, Parmusi, PSII, dan Perti menggabungkan diri menjadi Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
2. Tanggal 10 Januari 1963, kelompok Partai Katolik, Perkindo, PNI, dan IPKI menggabungkan diri menjadi Partai Demokrasi Indonesia (PDI).
Di samping membina stabilitas politik dalam negeri, pemerintah Orde Baru juga mengadakan perubahan-perubahan dalam politik luar negeri. Berikut ini upayaupaya pembaruan dalam politik luar negeri.
1. Indonesia Kembali Menjadi Anggota PBB
Pada tanggal 28 September 1966 Indonesia kembali menjadi anggota PBB. Sebelumnya pada masa Demokrasi Terpimpin Indonesia pernah keluar dari PBB sebab Malaysia diterima menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Keaktifan Indonesia dalam PBB ditunjukkan ketika Menteri Luar Negeri Adam Malik terpilih menjadi ketua Majelis Sidang Umum PBB untuk masa sidang tahun 1974.
2. Membekukan hubungan diplomatik dengan Republik Rakyat Cina (RRC)
Sikap politik Indonesia yang membekukan hubungan diplomatik dengan RRC disebabkan pada masa G 30 S/PKI, RRC membantu PKI dalam melaksanakan kudeta tersebut. RRC dianggap terlalu mencampuri urusan dalam negeri Indonesia.
3. Normalisasi hubungan dengan Malaysia
Pada tanggal 11 Agustus 1966, Indonesia melaksanakan persetujuan normalisasi hubungan dengan Malaysia yang pernah putus sejak tanggal 17 September 1963. Persetujuan normalisasi ini merupakan hasil Persetujuan Bangkok tanggal 29 Mei sampai tanggal 1 Juni 1966.
Dalam pertemuan tersebut, delegasi Indonesia dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Adam Malik, sementara Malaysia dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri/Menteri Luar Negeri Tun Abdul Razak. Pertemuan tersebut menghasilkan keputusan yang disebut Persetujuan Bangkok (Bangkok Agreement), isinya sebagai berikut.
a. Rakyat Sabah dan Serawak diberi kesempatan untuk menegaskan kembali keputusan yang telah mereka ambil mengenai kedudukan mereka dalam Federasi Malaysia.
b. Pemerintah kedua belah pihak menyetujui pemulihan hubungan diplomatik.
c. Tindakan permusuhan antara kedua belah pihak akan dihentikan.
4. Berperan dalam Pembentukan ASEAN
Peran aktif Indonesia juga ditunjukkan dengan menjadi salah satu negara pelopor berdirinya ASEAN. Menteri Luar Negeri Indonesia Adam Malik bersama menteri luar negeri/perdana menteri Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand menandatangi kesepakatan yang disebut Deklarasi Bangkok pada tanggal 8 Agustus 1967. Deklarasi tersebut menjadi awal berdirinya organisasi ASEAN.

C. Kebijakan Ekonomi pada Masa Orde Baru

Pada masa Orde Baru, Indonesia melaksanakan pembangunan dalam berbagai aspek kehidupan. Tujuannya adalah terciptanya masyarakat adil dan makmur yang merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila. Pelaksanaan pembangunan bertumpu pada Trilogi Pembangunan, yang isinya meliputi hal-hal berikut.
1. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
3. Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
Pembangunan nasional pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Berdasarkan Pola Dasar Pembangunan Nasional disusun Pola Umum Pembangunan Jangka Panjang yang meliputi kurun waktu 25-30 tahun. Pembangunan Jangka Panjang (PJP) 25 tahun pertama dimulai tahun 1969 – 1994. Sasaran utama PJP I adalah terpenuhinya kebutuhan pokok rakyat dan tercapainya struktur ekonomi yang seimbang antara industri dan pertanian. Selain jangka panjang juga berjangka pendek. Setiap tahap berjangka waktu lima tahun. Tujuan pembangunan dalam setiap pelita adalah pertanian, yaitu meningkatnya penghasilan produsen pertanian sehingga mereka akan terangsang untuk membeli barang kebutuhan sehari-hari yang dihasilkan oleh sektor industri. Sampai tahun 1999, pelita di Indonesia sudah dilaksanakan sebanyak 6 kali. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 13.1

Dalam membiayai pelaksanaan pembangunan, tentu dibutuhkan dana yang besar. Di samping mengandalkan devisa dari ekspor nonmigas, pemerintah juga mencari bantuan kredit luar negeri. Dalam hal ini, badan keuangan internasional IMF berperan penting. Dengan adanya pembangunan tersebut, perekonomian Indonesia mencapai kemajuan. Meskipun demikian, laju pertumbuhan ekonomi yang cukup besar hanya dinikmati para pengusaha besar yang dekat dengan penguasa. Pertumbuhan ekonomi tidak dibarengi dengan pemerataan dan landasan ekonomi yang mantap sehingga ketika terjadi krisis ekonomi dunia sekitar tahun 1997, Indonesia tidak mampu bertahan sebab ekonomi Indonesia dibangun dalam fondasi yang rapuh. Bangsa Indonesia mengalami krisis ekonomi dan krisis moneter yang cukup berat. Bantuan IMF ternyata tidak mampu membangkitkan perekonomian nasional. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor penyebab runtuhnya pemerintahan Orde Baru tahun 1998.

D. Runtuhnya Orde Baru dan Lahirnya Reformasi


1. Runtuhnya Orde Baru


Penyebab utama runtuhnya kekuasaan Orde Baru adalah adanya krisis moneter tahun 1997. Sejak tahun 1997 kondisi ekonomi Indonesia terus memburuk seiring dengan krisis keuangan yang melanda Asia. Keadaan terus memburuk. KKN semakin merajalela, sementara kemiskinan rakyat terus meningkat. Terjadinya ketimpangan sosial yang sangat mencolok menyebabkan munculnya kerusuhan sosial. Muncul demonstrasi yang digerakkan oleh mahasiswa. Tuntutan utama kaum demonstran adalah perbaikan ekonomi dan reformasi total. Demonstrasi besar-besaran dilakukan di Jakarta pada tanggal 12 Mei 1998. Pada saat itu terjadi peristiwa Trisakti, yaitu me-ninggalnya empat mahasiswa Universitas Trisakti akibat bentrok dengan aparat keamanan. Empat mahasiswa tersebut adalah Elang Mulya Lesmana, Hery Hariyanto, Hendriawan, dan Hafidhin Royan. Keempat mahasiswa yang gugur tersebut kemudian diberi gelar sebagai “Pahlawan Reformasi”. Menanggapi aksi reformasi tersebut, Presiden Soeharto berjanji akan mereshuffle Kabinet Pembangunan VII menjadi Kabinet Reformasi. Selain itu juga akan membentuk Komite Reformasi yang bertugas menyelesaikan UU Pemilu, UU Kepartaian, UU Susduk MPR, DPR, dan DPRD, UU Antimonopoli, dan UU Antikorupsi. Dalam perkembangannya, Komite Reformasi belum bisa terbentuk karena 14 menteri menolak untuk diikutsertakan dalam Kabinet Reformasi. Adanya penolakan tersebut menyebabkan Presiden Soeharto mundur dari jabatannya.
Akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998 Presiden Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden RI dan menyerahkan jabatannya kepada wakil presiden B.J. Habibie. Peristiwa ini menandai berakhirnya kekuasaan Orde Baru dan dimulainya Orde Reformasi.

2. Kondisi Politik pada Masa Pemerintahan Habibie


Ketika Habibie mengganti Soeharto sebagai presiden tanggal 21 Mei 1998, ada lima isu terbesar yang harus dihadapinya, yaitu:
a. masa depan Reformasi;
b. masa depan ABRI;
c. masa depan daerah-daerah yang ingin memisahkan diri dari Indonesia;
d. masa depan Soeharto, keluarganya, kekayaannya dan kroni-kroninya; serta
e. masa depan perekonomian dan kesejahteraan rakyat.
Berikut ini beberapa kebijakan yang berhasil dikeluarkan B.J. Habibie dalam rangka menanggapi tuntutan reformasi dari masyarakat.
a. Kebijakan dalam bidang politik
Reformasi dalam bidang politik berhasil mengganti lima paket undang-undang masa Orde Baru dengan tiga undang-undang politik yang lebih demokratis. Berikut ini tiga undang-undang tersebut.
1) UU No. 2 Tahun 1999 tentang Partai Politik.
2) UU No. 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum.
3) UU No. 4 Tahun 1999 tentang Susunan dan Kedudukan DPR/MPR.
b. Kebijakan dalam bidang ekonomi
Untuk memperbaiki perekonomian yang terpuruk, terutama dalam sektor perbankan, pemerintah membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Selanjutnya pemerintah mengeluarkan UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Tidak Sehat, serta UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
c. Kebebasan menyampaikan pendapat dan pers
Kebebasan menyampaikan pendapat dalam masyarakat mulai terangkat kembali. Hal ini terlihat dari munculnya partai-partai politik dari berbagai golongan dan ideologi. Masyarakat bisa menyampaikan kritik secara terbuka kepada pemerintah. Di samping kebebasan dalam menyatakan pendapat, kebebasan juga diberikan kepada pers. Reformasi dalam pers dilakukan dengan cara menyederhanakan permohonan Surat Izin Usaha Penerbitan (SIUP).
d. Pelaksanaan Pemilu
Pada masa pemerintahan Habibie, berhasil diselenggarakan pemilu multipartai yang damai dan pemilihan presiden yang demokratis. Pemilu tersebut diikuti oleh 48 partai politik. Keberhasilan lain masa pemerintahan Habibie adalah penyelesaian masalah Timor Timur. Usaha Fretilin yang memisahkan diri dari Indonesia mendapat respon. Pemerintah Habibie mengambil kebijakan untuk melakukan jajak pendapat di Timor Timur. Referendum tersebut dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus 1999 di bawah pengawasan UNAMET. Hasil jajak pendapat tersebut menunjukkan bahwa mayoritas rakyat Timor Timur lepas dari Indonesia. Sejak saat itu Timor Timur lepas dari Indonesia. Pada tanggal 20 Mei 2002 Timor Timur mendapat kemerdekaan penuh dengan nama Republik Demokratik Timor Leste dengan presidennya yang pertama Xanana Gusmao dari Partai Fretilin.
READ MORE - Masa Orde Baru

INDONESIA PADA MASA REFORMASI


A. BERAKHIRNYA PEMERINTAHAN ORDE BARU

Keberhasilan Pemerintahan Orde Baru dalam melaksanakan pembangunan ekonomi, harus diakui sebagai suatu prestasi besar bagi bangsa Indonesia. Di tambah dengan meningkatnya sarana dan prasarana fisik infrastruktur yang dapat dinikmati oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.
Namun, keberhasilan ekonomi maupun infrastruktur Orde Baru kurang diimbangi dengan pembangunan mental ( character building ) para pelaksana pemerintahan (birokrat), aparat keamanan maupun pelaku ekonomi (pengusaha / konglomerat). Kalimaksnya, pada pertengahan tahun 1997, korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang sudah menjadi budaya (bagi penguasa, aparat dan penguasa)
1. Faktor Penyebab Munculnya Reformasi

Banyak hal yang mendorong timbulnya reformasi pada masa pemerintahan Orde Baru, terutama terletak pada ketidakadilan di bidang politik, ekonomi dan hukum. Tekad Orde Baru pada awal kemunculannya pada tahun 1966 adalah akan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Setelah Orde Baru memegang tumpuk kekuasaan dalam mengendalikan pemerintahan, muncul suatu keinginan untuk terus menerus mempertahankan kekuasaannya atau status quo. Hal ini menimbulkan akses-akses nagatif, yaitu semakin jauh dari tekad awal Orde Baru tersebut. Akhirnya penyelewengan dan penyimpangan dari nilai-nilai Pancasila dan ketentuan-ketentuan yang terdapat pada UUD 1945, banyak dilakukan oleh pemerintah Orde Baru.

2. Krisi Politik

Demokrasi yang tidak dilaksanakan dengan semestinya akan menimbulkan permasalahan politik. Ada kesan kedaulatan rakyat berada di tangan sekelompok tertentu, bahkan lebih banyak di pegang oleh para penguasa. Dalam UUD 1945 Pasal 2 telah disebutkan bahwa “Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR”. Pada dasarnya secara de jore (secara hukum) kedaulatan rakyat tersebut dilakukan oleh MPR sebagai wakil-wakil dari rakyat, tetapi secara de facto (dalam kenyataannya) anggota MPR sudah diatur dan direkayasa, sehingga sebagian besar anggota MPR itu diangkat berdasarkan ikatan kekeluargaan (nepotisme).
Keadaan seperti ini mengakibatkan munculnya rasa tidak percaya kepada institusi pemerintah, DPR, dan MPR. Ketidak percayaan itulah yang menimbulkan munculnya gerakan reformasi. Gerakan reformasi menuntut untuk dilakukan reformasi total di segala bidang, termasuk keanggotaan DPR dam MPR yang dipandang sarat dengan nuansa KKN.

Gerakan reformasi juga menuntut agar dilakukan pembaharuan terhadap lima paket undang-undang politik yang dianggap menjadi sumber ketidakadilan, di antaranya :
  • UU No. 1 Tahun 1985 tentang Pemilihan Umum
  • UU No. 2 Tahun 1985 tentang Susunan, Kedudukan, Tugas dan Wewenang DPR / MPR
  • UU No. 3 Tahun 1985 tentang Partai Politik dan Golongan Karya.
  • UU No. 5 Tahun 1985 tentang Referendum
  • UU No. 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Massa.
Perkembangan ekonomi dan pembangunan nasional dianggap telah menimbulkan ketimpangan ekonomi yang lebih besar. Monopoli sumber ekonomi oleh kelompok tertentu, konglomerasi, tidak mempu menghapuskan kemiskinan pada sebagian besar masyarakat Indonesia. Kondisi dan situasi Politik di tanah air semakin memanas setelah terjadinya peristiwa kelabu pada tanggal 27 Juli 1996. Peristiwa ini muncul sebagai akibat terjadinya pertikaian di dalam internal Partai Demokrasi Indonesia (PDI).

Krisis politik sebagai faktor penyebab terjadinya gerakan reformasi itu, bukan hanya menyangkut masalah sekitar konflik PDI saja, tetapi masyarakat menuntut adanya reformasi baik didalam kehidupan masyarakat, maupun pemerintahan Indonesia. Di dalam kehidupan politik, masyarakat beranggapan bahwa tekanan pemerintah pada pihak oposisi sangat besar, terutama terlihat pada perlakuan keras terhadap setiap orang atau kelompok yang menentang atau memberikan kritik terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil atau dilakukan oleh pemerintah. Selain itu, masyarakat juga menuntut agar di tetapkan tentang pembatasan masa jabatan Presiden.

Terjadinya ketegangan politik menjelang pemilihan umum tahun 1997 telah memicu munculnya kerusuhan baru yaitu konflik antar agama dan etnik yang berbeda. Menjelang akhir kampanye pemilihan umum tahun 1997, meletus kerusuhan di Banjarmasin yang banyak memakan korban jiwa.
Pemilihan umum tahun 1997 ditandai dengan kemenangan Golkar secara mutlak. Golkar yang meraih kemenangan mutlak memberi dukungan terhadap pencalonan kembali Soeharto sebagai Presiden dalam Sidang Umum MPR tahun 1998 – 2003. Sedangkan di kalangan masyarakat yang dimotori oleh para mahasiswa berkembang arus yang sangat kuat untuk menolak kembali pencalonan Soeharto sebagai Presiden.
Dalam Sidang Umum MPR bulan Maret 1998 Soeharto terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia dan BJ. Habibie sebagai Wakil Presiden. Timbul tekanan pada kepemimpinan Presiden Soeharto yang dating dari para mahasiswa dan kalangan intelektual.

3. Krisi Hukum

Pelaksanaan hukum pada masa pemerintahan Orde Baru terdapat banyak ketidakadilan. Sejak munculnya gerakan reformasi yang dimotori oleh kalangan mahasiswa, masalah hukum juga menjadi salah satu tuntutannya. Masyarakat menghendaki adanya reformasi di bidang hukum agar dapat mendudukkan masalah-masalah hukum pada kedudukan atau posisi yang sebenarnya.

4. Krisi Ekonomi

Krisi moneter yang melanda Negara-negara di Asia Tenggara sejak bulan Juli 1996, juga mempengaruhi perkembangan perekonomian Indonesia. Ekonomi Indonesia ternyata belum mampu untuk menghadapi krisi global tersebut. Krisi ekonomi Indonesia berawal dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.
Ketika nilai tukar rupiah semakin melemah, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 0% dan berakibat pada iklim bisnis yang semakin bertambah lesu. Kondisi moneter Indonesia mengalami keterpurukan yaitu dengan dilikuidasainya sejumlah bank pada akhir tahun 1997. Sementara itu untuk membantu bank-bank yang bermasalah, pemerintah membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional (KLBI). Ternyata udaha yang dilakukan pemerintah ini tidak dapat memberikan hasil, karena pinjaman bank-bank bermasalah tersebut semakin bertambah besar dan tidak dapat di kembalikan begitu saja.
Krisis moneter tidak hanya menimbulkan kesulitan keuangan Negara, tetapi juga telah menghancurkan keuangan nasional.

Memasuki tahun anggaran 1998 / 1999, krisis moneter telah mempengaruhi aktivitas ekonomi yang lainnya. Kondisi perekonomian semakin memburuk, karena pada akhir tahun 1997 persedian sembilan bahan pokok sembako di pasaran mulai menipis. Hal ini menyebabkan harga-harga barang naik tidak terkendali. Kelaparan dan kekurangan makanan mulai melanda masyarakat. Untuk mengatasi kesulitan moneter, pemerintah meminta bantuan IMF. Namun, kucuran dana dari IMF yang sangat di harapkan oleh pemerintah belum terelisasi, walaupun pada 15 januari 1998 Indonesia telah menandatangani 50 butir kesepakatan (letter of intent atau Lol) dengan IMF.
Faktor lain yang menyebabkan krisis ekonomi yang melanda Indonesia tidak terlepas dari masalah utang luar negeri.

Utang Luar Negeri Indonesia Utang luar negeri Indonesia menjadi salah satu faktor penyebab munculnya krisis ekonomi. Namun, utang luar negeri Indonesia tidak sepenuhnya merupakan utang Negara, tetapi sebagian lagi merupakan utang swasta. Utang yang menjadi tanggungan Negara hingga 6 februari 1998 mencapai 63,462 miliar dollar Amerika Serikat, utang pihak swasta mencapai 73,962 miliar dollar Amerika Serikat.

Akibat dari utang-utang tersebut maka kepercayaan luar negeri terhadap Indonesia semakin menipis. Keadaan seperti ini juga dipengaruhi oleh keadaan perbankan di Indonesia yang di anggap tidak sehat karena adanya kolusi dan korupsi serta tingginya kredit macet.

Penyimpangan Pasal 33 UUD 1945 Pemerintah Orde Baru mempunyai tujuan menjadikan Negara Republik Indonesia sebagai Negara industri, namun tidak mempertimbangkan kondisi riil di masyarakat. Masyarakat Indonesia merupakan sebuah masyarakat agrasis dan tingkat pendidikan yang masih rendah.
Sementara itu, pengaturan perekonomian pada masa pemerintahan Orde Baru sudah jauh menyimpang dari sistem perekonomian Pancasila. Dalam Pasal 33 UUD 1945 tercantum bahwa dasar demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan oleh semua untuk semua di bawah pimpinan atau pemilikan anggota-anggota masyarakat. Sebaliknya, sistem ekonomi yang berkembang pada masa pemerintahan Orde Baru adalah sistem ekonomi kapitalis yang dikuasai oleh para konglomerat dengan berbagai bentuk monopoli, oligopoly, dan diwarnai dengan korupsi dan kolusi.

Pola Pemerintahan Sentralistis Sistem pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah Orde Baru bersifat sentralistis. Di dalam pelaksanaan pola pemerintahan sentralistis ini semua bidang kehidupan berbangsa dan bernegara diatur secara sentral dari pusat pemerintah yakni di Jakarta.
Pelaksanaan politik sentralisasi yang sangat menyolok terlihat pada bidang ekonomi. Ini terlihat dari sebagian besar kekayaan dari daerah-daerah diangkut ke pusat. Hal ini menimbulkan ketidakpuasan pemerintah dan rakyat di daerah terhadap pemerintah pusat. Politik sentralisasi ini juga dapat dilihat dari pola pemberitaan pers yang bersifat Jakarta-sentris, karena pemberitaan yang berasala dari Jakarta selalu menjadi berita utama. Namun peristiwa yang terjadi di daerah yang kurang kaitannya dengan kepentingan pusat biasanya kalah bersaing dengan berita-barita yang terjadi di Jakarta dalam merebut ruang, halaman, walaupun yang memberitakan itu pers daerah.

5. Krisi Kepercayaan

Demontrasi di lakukan oleh para mahasiswa bertambah gencar setelah pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM dan ongkos angkutan pada tanggal 4 Mei 1998. Puncak aksi para mahasiswa terjadi tanggal 12 Mei 1998 di Universitas Trisakti Jakarta. Aksi mahasiswa yang semula damai itu berubah menjadi aksi kekerasan setelah tertembaknya empat orang mahasiswa Trisakti yaitu Elang Mulia Lesmana, Heri Hartanto, Hendriawan Lesmana, dan Hafidhin Royan.
Tragedi Trisakti itu telah mendorong munculnya solidaritas dari kalangan kampus dan masyarakat yang menantang kebijakan pemerintahan yang dipandang tidak demokratis dan tidak merakyat.

Soeharto kembali ke Indonesia, namun tuntutan dari masyarakat agar Presiden Soeharto mengundurkan diri semakin banyak disampaikan. Rencana kunjungan mahasiswa ke Gedung DPR / MPR untuk melakukan dialog dengan para pimpinan DPR / MPR akhirnya berubah menjadi mimbar bebas dan mereka memilih untuk tetap tinggal di gedung wakil rakyat tersebut sebelum tuntutan reformasi total di penuhinya. Tekanan-tekanan para mahasiswa lewat demontrasinya agar presiden Soeharto mengundurkan diri akhirnya mendapat tanggapan dari Harmoko sebagai pimpinan DPR / MPR. Maka pada tanggal 18 Mei 1998 pimpinan DPR/MPR mengeluarkan pernyataan agar Presiden Soeharto mengundurkan diri.
Presiden Soeharto mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh masyarakat di Jakarta. Kemudian Presiden mengumumkan tentang pembentukan Dewan Reformasi, melakukan perubahan kabinet, segera melakukan Pemilihan Umum dan tidak bersedia dicalonkan kembali sebagai Presiden.
Dalam perkembangannya, upaya pembentukan Dewan Reformasi dan perubahan kabinet tidak dapat dilakukan. Akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998 Presiden Soeharto menyatakan mengundurkan diri/berhenti sebagai Presiden Republik Indonesia dan menyerahkan Jabatan Presiden kepada Wakil Presiden Republik Indonesia, B.J. Habibie dan langsung diambil sumpahnya oleh Mahkamah Agung sebagai Presiden Republik Indonesia yang baru di Istana Negara.
READ MORE - INDONESIA PADA MASA REFORMASI

Masa Orde Lama



Demokrasi Terpimpin _1959-1965_ pada Masa Orde Lama






READ MORE - Masa Orde Lama

Saturday 26 November 2011

Sekolah Menengah Kejuruan (Kelas 12)



1.Matematika
Kelompok Penjualan dan Akutansi


Pengarang : To'ali
Penerbit : Pusat Perbukuan Diknas
Tahun : 2008

Download (4,233 MB)

2.Bahasa Indonesia
Komunikatif Dalam Berbahasa Indonesia


Pengarang : Nani Darmayanti
Penerbit : Pusat Perbukuan Depdiknas
Tahun : 2008

Download (2,006 MB)

3.Bahasa Indonesia
Berbahasa Indonesia


Pengarang : Mokhamad Irman, Tri Wahyu Prastowo dan Nurdin
Penerbit : Pusat Perbukuan Diknas
Tahun : 2008

Download (1,809 MB)

4.
 
Bahasa Indonesia
Bahasa Dan Satra Indonesia


Pengarang : Siswasih, Kanen M. Ridwan
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (2,468 MB)

5.
 
Budidaya Ikan Jilid 3

Pengarang : Gusrina
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (0,689 MB)

6.Akomodasi Perhotelan Jilid 3

Pengarang : Ni Wayan Suwithi,dkk
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (3,323 MB)

7.Biologi Pertanian Jilid 3

Pengarang : Amelia Zulyanti Siregar,S.Si,M.Pd,dkk
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (2,448 MB)

8.Tata Kecantikan Kulit Jilid 3

Pengarang : Herni Kusantati
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (5,025 MB)

9.Teknik Otomasi Industri Jilid 3

Pengarang : Agus Putranto, dkk.
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (4,840 MB)

10.Kimia Kesehatan Jilid 3

Pengarang : Zulfikar
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (2,343 MB)

11.Kriya Keramik Jilid 3

Pengarang : Wahyu Gatot Budiyanto,dkk
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (5,057 MB)

12.Kriya Tekstil Jilid 3

Pengarang : Budiyono,dkk.
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (4,697 MB)

13.Nautika Kapal Penangkap Ikan Jilid 3

Pengarang : D. Bambang Setiono Adi,dkk.
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (2,628 MB)

14.Patiseri Jilid 3

Pengarang : Anni Faridah,dkk.
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (2,313 MB)

15.Pekerjaan Sosial Jilid 3

Pengarang : Juda Damanik
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (0,564 MB)

16.Rekayasa Perangkat Lunak Jilid 3

Pengarang : Aunur Rofiq Mulyanto,dkk.
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (4,106 MB)

17.Restoran Jilid 3

Pengarang : Prihastuti Ekawatiningsih,dkk.
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (1,472 MB)

18.
 
Seni Tari Jilid 3

Pengarang : Rahmida Setiawati
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (0,966 MB)

19.Seni Musik Non Klasik Jilid 3

Pengarang : I Budi Linggono
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (6,352 MB)

20.Tata Kecantikan Rambut Jilid 3

Pengarang : Rostamailis,dkk.
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (1,324 MB)

21.Tata Busana Jilid 3

Pengarang : Ernawati,dkk.
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (3,577 MB)

22.Teknik Alat Berat Jilid 3

Pengarang : Budi Tri Siswanto
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (3,175 MB)

23.Teknik Bodi Otomotif Jilid 3

Pengarang : Gunadi
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (4,875 MB)

24.Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Jilid 3

Pengarang : Prih Sumardjati,dkk.
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (4,325 MB)

25.Teknik Pemeliharaan dan Perbaikan Sistem Elektronika Jilid 3

Pengarang : Widarto,dkk.
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (3,036 MB)

26.Teknik Perencanaan Gizi Makanan Jilid 3

Pengarang : Liswarti Yusuf,dkk.
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (1,416 MB)

27.Teknik Survei dan Pemetaan Jilid 3

Pengarang : Iskandar Muda Purwaamijaya
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (5,776 MB)

28.Teknik Telekomunikasi Jilid 3

Pengarang : Pramudi Utomo
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (1,931 MB)

29.Teknik Transmisi Tenaga Listrik Jilid 3

Pengarang : Aslimeri,dkk.
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (0,609 MB)

30.Teknik Produksi Mesin Industri Jilid 3

Pengarang : Wirawan Sumbodo
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (2,953 MB)

31.Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 3

Pengarang : Sri Waluyanti
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (4,460 MB)

32.Konsep Dasar Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Jilid 3

Pengarang : Umi Muawanah,dkk.
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (2,756 MB)

33.Kriya Kulit Jilid 3

Pengarang : I Wayan Suardana
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (4,567 MB)

34.Penjualan Jilid 3

Pengarang : Devi Puspitasari
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (2,003 MB)

35.Teknik Budidaya Tanaman Jilid 3

Pengarang : Chairani Hanum
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (2,524 MB)

36.Teknik Distribusi Tenaga Listrik Jilid 3

Pengarang : Suhadi,dkk.
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (2,072 MB)

37.Teknik Listrik Industri Jilid 3

Pengarang : Siswoyo
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (4,502 MB)

38.Teknik Pembangkit Tenaga Listrik Jilid 3

Pengarang : H. Supari Muslim
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (2,549 MB)

39.Teknik Pembentukan Pelat Jilid 3

Pengarang : Ambiyar
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (10,362 MB)

40.Kimia Industri Jilid 3

Pengarang : Suparni Setyowati Rahayu,dkk.
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (2,465 MB)

41.Teknik Pencelupan dan Pencapan Jilid 3

Pengarang : Sunarto
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (3,232 MB)

42.Teknik Struktur Bangunan Jilid 3

Pengarang : Dian ariestadi
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (4,373 MB)

43.Fisika Tekonologi Jilid 3

Pengarang : Endarto,dkk
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (2,268 MB)

44.Matematika SMK Bisnis dan Manajemen Jilid 3

Pengarang : Drs. Bandung Ary S.M.Kom, dkk
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (0,604 MB)

45.
 
Agribisnis Ternak Ruminansia Jilid 3

Pengarang : Ir. Caturto Priyo Nugroho,MM
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (0,777 MB)

46.Teknik Gambar Bangunan Jilid 3

Pengarang : Drs. Suparno
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (3,428 MB)

47.Teknik Grafis Komunikasi Jilid 3

Pengarang : Drs. Pujianto
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (6,197 MB)

48.Teknik Mesin Industri Jilid 3

Pengarang : Drs. Sunyoto
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (3,914 MB)

49.Teknik Pengecoran Jilid 3

Pengarang : Hardi Sudjana,SPd.
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download : Rapidshare (20,141 MB)

50.Teknik Sepeda Motor Jilid 3

Pengarang : Prof.Dr.Jalius Jama, M.Ed,dkk
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (4,210 MB)

51.
 
Communication Builder

Pengarang : Eri Kurniawan Dan Arief Kurniawan
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download ( MB) Belum Ada
READ MORE - Sekolah Menengah Kejuruan (Kelas 12)

Comment Box